Sepetak
Sungguh semua tidak terbayangkan oleh netra, menepis rasa yang dari beberapa detik terakhir membuat hati begitu lega. Beberapa pasang manik coklat mengalihkan atensinya. "Menghindar setelah semuanya?" gumamku pelan sambil menerka. Seperti sebelumnya sangat terasa membingungkan. Padi hanya butuh sepetak tanah untuk menghasilkan satu kantong beras, dan air hanya butuh segelas cangkir untuk melepas dahaga. "Tapi kenapa?" untuk sepetak hati kau begitu pelit, padahal semua orang mengetahui. Aku hanya menyewa sepersekian detik, bukan untuk waktu yang lama.