Amerta

Kita melangkah bukan tanpa tujuan. Bukan tentang zona nyaman atau sekadar rasa bosan. Langkah kita tidak bisa diukur ataupun mengukur. Tidak dengan beralasan sepatu mewah atau sandal jepit lusuh. "Bahkan sepercik emas harus digali diantara banyak tanah dan bebatuan" awal pijakan juga bukan pengukur untuk seberapa angkuh. Karena tanah akan kembali ke tanah. "Hidup berkuasa tidak menghilangkan identitas kalau hanya seorang Hamba" jiwa amerta hanya milik penguasa samasta. Karena keabadian adalah milik peniup jiwa.



Popular posts from this blog

Nawasena

Tergesa