Nawasena
Mentari mulai menyapa, percikan sinar yang menerangi alam samasta. Sepasang kaki yang melangkah tidak tentu arahnya. Sapaan jiwa yang sesekali dihiraukan, serta langkah yang berharap menemukan tujuannya. Sesekali aku menerka bagaimana keadaan yang jauh dari mata. "Ini gila" batinnya. Dari kejauhan terlihat seseorang yang selama ini begitu memporak-porandakan sukmanya. "Jantungku berdebar kencang, pertanda apa ini?" seakan nawasena berdiri tepat didepan nayana. Aku kira selama ini sudah salah arah tumbuhnya dan tidak pernah kembali ke asalnya. Ternyata hanya bercabang dan akan selalu kembali ke akarnya.